Minggu, 02 Maret 2014

PT FHA'S FOOD INDONESIA 's Profile

A.    Latar Belakang

Saat ini, pasar kopi olahan sudah menjadi industri yang sangat terfragmentasi. Dengan lebih dari 500 perusahaan pengolahan kopi di Indonesia, maka tingkat persaingan di industri ini sudah pasti sangat tinggi. Secara garis besar, pemain di industri ini dapat dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu mereka yang menggarap pasar nasional dan mereka yang bermain di pasar-pasar lokal.
Dari sudut pandang permintaan, pasar kopi bubuk di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, konsumsi kopi per kapita per minggu di Indonesia hanyalah sekitar 20%-nya. Ini tentu saja merupakan indikator bagi daya tarik pasar.
Saat ini terdapat sejumlah pemain untuk kategori produk kopi instan. Banyaknya kompetitor merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan dunia usaha. Dalam memasarkan suatu produk sangat diperlukan kepaduan 4P yaitu Product, Price, Place, Promotion. Strategi marketing mix dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan mempertahankan awareness produk di mata pelanggan
B.     Sejarah Perusahaan

Perusahaan Kopi Bubuk PT. FHA’S FOOD INDONESIA merupakan perusahaan yang didirikan di kota Temanggung  pada tahun 2005.
            Perusahaan ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana menggunakan merek " Sipp Coffe ". Sehubungan dengan kualitas kopi kami yang selalu dijaga, permintaan akan kopi merek kami pun semakin berkembang.
Pada tahun 2008, karena banyaknya permintaan dari konsumen, kami pun memproduksi produk baru dengan merek " MIlkco Kopi Susu " pada tahun 2011 dengan harga yang sangat terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas dari kopi.
Perusahaan kami selalu menggunakan bahan - bahan yang terbaik sehingga menjadikan Sipp Coffe dan MIlkco Kopi Susu terjaga betul kualitasnya.
C.     Sejarah dan Profile Perusahaan
Nama perusahaan                    : PT. FHA’S FOOD INDONESIA
Badan hokum                          : Perseroan Terbatas
Tanggal Berdiri                       : 11 januari 2005
 Luas bangunan                       : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2

D.    Visi, Misi, dan Tujuan Korporasi
Visi        : Menjadi perusahaan kopi instan terkemuka dan terbesar di dunia
Misi       :
1)      Mengubah paradigma cara penyajian kopi instan dengan menawarkan kepraktisan kopi celup bercita rasa khas tinggi.
2)      Market leader dalam pasar kopi instan.
3)      Menciptakan trend baru penyajian kopi untuk gaya hidup dinamis dan modern.
Tujuan   :
1)  Memenuhi kepuasan konsumen melalui kepraktisan penyajian kopi celup.
2)  Memaksimumkan profit perusahaan
Motto    : “ Bagi kami, Kepuasan konsumen adalah segalanya ”


E.     STRUKTUR ORGANISASI

A.      Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B.       Pengertian Dari Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan diinginkan.Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang  lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
C.      Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
D.      Beberapa Teori Organisasi.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
F.      Deskripsi produk
1.Desain dalam bisnis ini yang paling utama adalah bahan baku berupa kopi setelah itu kita siapkan tempat untuk mesin penggiling,oven dan penjemuran kopi.supaya produk ini berjalan terus maka kita harus melakukan penimbunan bahan baku karena pohon kopi tidak bisa berbuah secara terus menerus tetapi hanya dapat berbuah dalam jangka satu tahun sekali.
2.Teknologi
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
3.Keunikan
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
4.Daya saing
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.

G.    Analisa pasar
1.Segmen pasar
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
2.Harga
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg

3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerahtersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya produk ini dikenal banyak orang.

H.    Promosi
Kita kan melakukan berbagai macam cara untuk mempromosikan produk ini mulai dari memasokan kepada agen-agen,membuka toko sendiri didekat  pabrik,mengiklankanya melalui media masa Koran dan radio.

I.       Peralatan dan perlengkapan
1.Jenis Alat
a.Wadah
b.Gunting
c.Karung
d.Tempat sampah
e.Dan lain-lain
2.Peralatan
a.Mesin penggiling
b.Oven kopi
3.Perlengkapan
 a.Sepatu boot
  b.Sarung tangan
 c.Masker

J.       Proses Pengolahan
 Pengolahan Kopi Cara Basah (Fully Washed)
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
pada skema berikut :
Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan
1.      Pengupasan Kulit Buah Kopi
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang akan dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.
a.       Fermentasi Kopi
·         Fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan kulit tanduk biji kopi. Selain itu, fermentasi mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi arabika.
·         Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah dengan merendam biji kopi dalam genangan air, atau fermentasi cara kering dengan cara menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung goni.
·         Agar fermentasi berlangsung merata,
pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam sehari.
·         Lama fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.
b.      Pencucian
      Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lender hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.
      Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.
c.       Pengeringan
·         Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman
·         Dikemas dalam karung dan disimpan dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis.
·         Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.
·         Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian tengah lantai.
·         Ketebalan hamparan biji kopi HS dalam penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji. Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat berlangsung 2 – 3 minggu.
·         Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup besar dan tenaga pelaksana yang terlatih. Dengan mengoperasikan pengering mekanis secara terus menerus siang dan malam dengan suhu 45 – 500 C, dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %. Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C untuk pengeringan kopi Arabika harus dihindari karena dapat merusak citarasanya. Sedangkan untuk kopi Robusta, biasanya diawali dengan suhu lebih tinggi, yaitu sampai 90 – 1000C dengan waktu 20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %, (pemanasan yang lebih singkat), karena jika terlalu lama maka warna permukaan biji kopi cenderung menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta dibutuhkan waktu 20-24 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %.
·         Proses pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 – 25 %, dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu dengan menggunakan mesin pengering. Apabila biji kopi sudah dijemur terlebih dahulu hingga mencapai kadar air 20 – 25 %, maka untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin pengering selama 24 – 36 jam dengan suhu 45-50 0C.
d.      Pengupasan kulit kopi HS
·         Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji
kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu (tempering) selama minimum 24 jam.Pengolahan Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
2.      Pengolahan secara semi basah saat ini banyak diterapkan oleh petani kopi arabika di NAD, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Cara pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan citarasa yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara basah penuh (WP).
Ciri khas kopi yang diolah secara semi-basah ini adalah berwarna gelap dengan fisik kopi agak melengkung. Kopi Arabika cara semi-basah biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah dengan body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh. Proses cara semi-basah juga dapat diterapkan untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah secara semi-basah mutunya sangat baik. Proses pengolahan secara semi-basah lebih singkat dibandingkan dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat menghasilkan biji kopi hasil olah semi-basah yang baik, maka harus mengikuti prosedur pengolahan yang tepat, yaitu seperti pada gambar berikut :
Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 – 13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan

a.       Pengupasan kulit buah
·         Proses pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat dikupas dengan baik, buah kopi harus tepat masak (merah) dan dilakukan sortasi buah sebelum dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan air untuk memisahkan buah yang diserang hama.
·         Pengupasan dapan menggunakan pulper dari kayu atau metal. Jarak silinder dengan silinder pengupas perlu diatur agar diperoleh hasil kupasan yang baik (utuh, campuran kulit minuman) beberapa tipe pulper memerlukan air untuk membantu proses pengupasan
·         Biji HS dibersihkan dari kotoran kulit dan lainnya sebelum difermentasi.

b.      Fermentasi dan Pencucian
·         Untuk memudahkan proses pencucian, biji kopi HS perlu difermentasi selama semalam atau lebih. Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir, proses fermentasi dapat dilalui.
·         Proses fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat dari
plastik yang bersih.
·         Setelah difermentasi semalam kopi HS dicuci secara manual atau menggunakan mesin pencuci (washer).

c.       Pengeringan awal
·         Pengeringan awal dimaksudkan untuk mencapai kondisi tingkat kekeringan tertentu dari bagian kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas walaupun kondisi biji masih relatif basah.
·          Proses pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar air mencapai sekitar ± 40 %, dengan tebal lapisan kopi kurang dari 3 cm (biasanya hanya satu lapis) dengan alas dari terpal atau lantai semen.
·         Biji kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat kekeringannya seragam.
·         Jaga kebersihan kopi selama pengeringan. d. Pengupasan kulit tanduk/cangkang. Pengupasan kulit tanduk/cangkang pada kondisi biji kopi masih relatif basah dapat dilakukan dengan menggunakan huller yang didisain khusus untuk proses tersebut. Agar kulit dapat dikupas maka kondisi kulit harus cukup kering walaupun kondisi biji yang ada didalamnya masih basah:
1. Pastikan kondisi huller bersih, berfungsi normal
dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
2. Lakukan pengupasan sesaat setelah
pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
kembali
3. Atur aturan huller dan aliran bahan kopi agar
diperoleh proses pengupasan yang optimum.
Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji.
Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit
tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
(aspirasi) setalah kopi dikeringkan
4. Biji kopi labu yang keluar harus segera
dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang
dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau
citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
5. Bersihkan huller setelah digunakan, agar sisa-
sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.