A. Latar
Belakang
Saat ini, pasar kopi olahan sudah
menjadi industri yang sangat terfragmentasi. Dengan lebih dari 500 perusahaan
pengolahan kopi di Indonesia, maka tingkat persaingan di industri ini sudah
pasti sangat tinggi. Secara garis besar, pemain di industri ini dapat
dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu mereka yang menggarap pasar nasional
dan mereka yang bermain di pasar-pasar lokal.
Dari sudut pandang permintaan, pasar
kopi bubuk di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar. Dibandingkan
dengan Amerika Serikat, konsumsi kopi per kapita per minggu di Indonesia
hanyalah sekitar 20%-nya. Ini tentu saja merupakan indikator bagi daya tarik
pasar.
Saat ini terdapat sejumlah pemain
untuk kategori produk kopi instan. Banyaknya kompetitor merupakan tantangan
yang harus dihadapi dalam persaingan dunia usaha. Dalam memasarkan suatu produk
sangat diperlukan kepaduan 4P yaitu Product, Price, Place, Promotion. Strategi
marketing mix dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan mempertahankan awareness
produk di mata pelanggan
B. Sejarah
Perusahaan
Perusahaan Kopi Bubuk PT. FHA’S FOOD
INDONESIA merupakan perusahaan yang didirikan di kota Temanggung pada
tahun 2005.
Perusahaan ini mulai tumbuh dari
sebuah industri rumah tangga sederhana menggunakan merek " Sipp Coffe ".
Sehubungan dengan kualitas kopi kami yang selalu dijaga, permintaan akan kopi
merek kami pun semakin berkembang.
Pada tahun 2008, karena banyaknya permintaan dari konsumen, kami pun memproduksi produk baru dengan merek " MIlkco Kopi Susu " pada tahun 2011 dengan harga yang sangat terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas dari kopi.
Perusahaan kami selalu menggunakan bahan - bahan yang terbaik sehingga menjadikan Sipp Coffe dan MIlkco Kopi Susu terjaga betul kualitasnya.
Pada tahun 2008, karena banyaknya permintaan dari konsumen, kami pun memproduksi produk baru dengan merek " MIlkco Kopi Susu " pada tahun 2011 dengan harga yang sangat terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas dari kopi.
Perusahaan kami selalu menggunakan bahan - bahan yang terbaik sehingga menjadikan Sipp Coffe dan MIlkco Kopi Susu terjaga betul kualitasnya.
C. Sejarah
dan Profile Perusahaan
Nama
perusahaan : PT. FHA’S FOOD
INDONESIA
Badan hokum : Perseroan Terbatas
Tanggal Berdiri : 11 januari 2005
Luas bangunan : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2
Badan hokum : Perseroan Terbatas
Tanggal Berdiri : 11 januari 2005
Luas bangunan : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2
D. Visi,
Misi, dan Tujuan Korporasi
Visi
: Menjadi perusahaan kopi instan terkemuka
dan terbesar di dunia
Misi
:
1) Mengubah paradigma cara penyajian
kopi instan dengan menawarkan kepraktisan kopi celup bercita rasa khas tinggi.
2) Market leader dalam pasar kopi
instan.
3) Menciptakan trend baru
penyajian kopi untuk gaya hidup dinamis dan modern.
Tujuan :
1) Memenuhi kepuasan konsumen
melalui kepraktisan penyajian kopi celup.
2) Memaksimumkan profit
perusahaan
Motto : “ Bagi
kami, Kepuasan konsumen adalah segalanya ”
E. STRUKTUR
ORGANISASI
A. Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Pengertian Dari Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan diinginkan.Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
C. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
D. Beberapa Teori Organisasi.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
F. Deskripsi produk
1.Desain dalam bisnis ini yang
paling utama adalah bahan baku berupa kopi setelah itu kita siapkan tempat
untuk mesin penggiling,oven dan penjemuran kopi.supaya produk ini berjalan
terus maka kita harus melakukan penimbunan bahan baku karena pohon kopi tidak
bisa berbuah secara terus menerus tetapi hanya dapat berbuah dalam jangka satu
tahun sekali.
2.Teknologi
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
3.Keunikan
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
4.Daya saing
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.
G. Analisa pasar
1.Segmen pasar
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
2.Harga
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg
3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerahtersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya produk ini dikenal banyak orang.
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerahtersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya produk ini dikenal banyak orang.
H. Promosi
Kita kan melakukan berbagai macam
cara untuk mempromosikan produk ini mulai dari memasokan kepada
agen-agen,membuka toko sendiri didekat pabrik,mengiklankanya melalui
media masa Koran dan radio.
I. Peralatan dan perlengkapan
1.Jenis Alat
a.Wadah
b.Gunting
c.Karung
d.Tempat sampah
e.Dan lain-lain
2.Peralatan
a.Mesin penggiling
b.Oven kopi
3.Perlengkapan
a.Sepatu boot
b.Sarung tangan
c.Masker
J. Proses Pengolahan
Pengolahan Kopi Cara Basah (Fully Washed)
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
pada skema berikut :
Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
pada skema berikut :
Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan
1.
Pengupasan
Kulit Buah Kopi
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang akan dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang akan dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.
a.
Fermentasi
Kopi
·
Fermentasi
umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk meluruhkan
lapisan lendir yang ada dipermukaan kulit tanduk biji kopi. Selain itu,
fermentasi mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada
citarasa seduhan kopi arabika.
·
Fermentasi
ini dapat dilakukan secara basah dengan merendam biji kopi dalam genangan air, atau
fermentasi cara kering dengan cara menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah plastik
yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi
HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung goni.
·
Agar
fermentasi berlangsung merata,
pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam sehari.
pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam sehari.
·
Lama
fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu, dan kelembaban
lingkungan serta ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir fermentasi
ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi
berkisar antara 12 sampai 36 jam.
b.
Pencucian
• Pencucian bertujuan menghilangkan
sisa lender hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.
• Untuk kapasitas kecil, pencucian
dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar
perlu dibantu mesin.
c.
Pengeringan
·
Pengeringan
bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum
12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman
·
Dikemas
dalam karung dan disimpan dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis.
·
Pengeringan
dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.
·
Penjemuran
merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Penjemuran
dapat dilakukan di atas para-para atau lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat
miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian tengah lantai.
·
Ketebalan
hamparan biji kopi HS dalam penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji. Pembalikan
dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang
umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar air 15 -17 %, waktu penjemuran
dapat berlangsung 2 – 3 minggu.
·
Pengeringan
mekanis dapat dilakukan jika cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan
penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena
membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup besar dan tenaga pelaksana yang
terlatih. Dengan mengoperasikan pengering mekanis secara terus menerus siang dan
malam dengan suhu 45 – 500 C, dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air
12,5 %. Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C untuk pengeringan kopi Arabika
harus dihindari karena dapat merusak citarasanya. Sedangkan untuk kopi Robusta,
biasanya diawali dengan suhu lebih tinggi, yaitu sampai 90 – 1000C dengan waktu
20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %, (pemanasan yang lebih
singkat), karena jika terlalu lama maka warna permukaan biji kopi cenderung
menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta dibutuhkan waktu 20-24 jam untuk mencapai
kadar air 12,5 %.
·
Proses
pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 – 25 %, dilanjutkan
dengan tahap kedua, yaitu dengan menggunakan mesin pengering. Apabila biji kopi
sudah dijemur terlebih dahulu hingga mencapai kadar air 20 – 25 %, maka untuk
mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin pengering
selama 24 – 36 jam dengan suhu 45-50 0C.
d.
Pengupasan
kulit kopi HS
·
Pengupasan
dimaksudkan untuk memisahkan biji
kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu (tempering) selama minimum 24 jam.Pengolahan Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu (tempering) selama minimum 24 jam.Pengolahan Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
2.
Pengolahan
secara semi basah saat ini banyak diterapkan oleh petani kopi arabika di NAD, Sumatera
Utara dan Sulawesi Selatan. Cara pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan citarasa
yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara basah penuh (WP).
Ciri khas kopi yang diolah secara
semi-basah ini adalah berwarna gelap dengan fisik kopi agak melengkung. Kopi
Arabika cara semi-basah biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah dengan
body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh. Proses cara semi-basah
juga dapat diterapkan untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah secara
semi-basah mutunya sangat baik. Proses pengolahan secara semi-basah lebih
singkat dibandingkan dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat
menghasilkan biji kopi hasil olah semi-basah yang baik, maka harus mengikuti prosedur
pengolahan yang tepat, yaitu seperti pada gambar berikut :
Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 – 13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan
Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 – 13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan
a.
Pengupasan
kulit buah
·
Proses
pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat dikupas
dengan baik, buah kopi harus tepat masak (merah) dan dilakukan sortasi buah
sebelum dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan air untuk memisahkan buah
yang diserang hama.
·
Pengupasan
dapan menggunakan pulper dari kayu atau metal. Jarak silinder dengan silinder pengupas
perlu diatur agar diperoleh hasil kupasan yang baik (utuh, campuran kulit
minuman) beberapa tipe pulper memerlukan air untuk membantu proses pengupasan
·
Biji
HS dibersihkan dari kotoran kulit dan lainnya sebelum difermentasi.
b.
Fermentasi
dan Pencucian
·
Untuk
memudahkan proses pencucian, biji kopi HS perlu difermentasi selama semalam
atau lebih. Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir, proses fermentasi
dapat dilalui.
·
Proses
fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat dari
plastik yang bersih.
plastik yang bersih.
·
Setelah
difermentasi semalam kopi HS dicuci secara manual atau menggunakan mesin
pencuci (washer).
c.
Pengeringan
awal
·
Pengeringan
awal dimaksudkan untuk mencapai kondisi tingkat kekeringan tertentu dari bagian
kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas walaupun kondisi biji masih relatif
basah.
·
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan
penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar air mencapai sekitar ± 40 %, dengan
tebal lapisan kopi kurang dari 3 cm (biasanya hanya satu lapis) dengan alas
dari terpal atau lantai semen.
·
Biji
kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat kekeringannya seragam.
·
Jaga
kebersihan kopi selama pengeringan. d. Pengupasan kulit tanduk/cangkang. Pengupasan
kulit tanduk/cangkang pada kondisi biji kopi masih relatif basah dapat
dilakukan dengan menggunakan huller yang didisain khusus untuk proses tersebut.
Agar kulit dapat dikupas maka kondisi kulit harus cukup kering walaupun kondisi
biji yang ada didalamnya masih basah:
1. Pastikan kondisi huller bersih,
berfungsi normal
dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
2. Lakukan pengupasan sesaat setelah
pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
kembali
pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
kembali
3. Atur aturan huller dan aliran
bahan kopi agar
diperoleh proses pengupasan yang optimum.
Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji.
Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit
tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
(aspirasi) setalah kopi dikeringkan
diperoleh proses pengupasan yang optimum.
Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji.
Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit
tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
(aspirasi) setalah kopi dikeringkan
4. Biji kopi labu yang keluar harus
segera
dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang
dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau
citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang
dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau
citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
5. Bersihkan huller setelah digunakan,
agar sisa-
sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.
sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.